Mencari Titik Temu Keseimbangan dalam Merajut Harmoni Kampus dan Mahasiswa di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

. (foto: dok. detik)

JAWA TENGAHApa sih kok rame-rame sampai viral ini? Pasti dari kalangan mahasiswa hingga umum di sosial media lebih tepatnya sih di Tiktok sudah pada tahu tentunya karena memang menghebohkan di bulan pertengahan April kemarin yaitu tentang NAIKNYA UKT YANG SANGAT TINGGI DI KAMPUS TERNAMA UNSOED INI! Kenapa harus demo? Kenapa tidak mendatangi kantor baik-baik? Ya karena emang gak semudah itu gais.

Nah pada bulan April 2024, aksi unjuk rasa mahasiswa di Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto, Jawa Tengah, menjadi pembicaraan di jejaring sosial karena mereka menolak kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Karena sebelum 2024 lalu UKT Unsoed cukup murah membuat banyaknya camaba mendaftar di Unsoed. Aksi demonstrasi ini adalah puncak dari kekecewaan dan kekhawatiran mahasiswa atas Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dianggap memberatkan bagi pihak yang kurang mampu untuk masuk ke Unsoed.

Akar Masalah

Aksi demonstrasi memaksa penurunan UKT di Unsoed karena kenaikan UKT yang diberlakukan untuk mahasiswa baru tahun 2024. Kenaikan tersebut dianggap tidak adil dan berat, terutama bagi mahasiswa berasal dari keluarga dengan ekonomi yang kurang mampu.

Hal ini dikhawatirkan akan menyulitkan mereka dalam melanjutkan studi di Unsoed. Selain itu, mahasiswa juga menuntut pencabutan kebijakan penyesuaian UKT setiap semester, serta mengembalikan kebijakan potongan UKT 50% bagi mahasiswa semester akhir.

Mereka beranggapan bahwa kebijakan ini tidak sejalan dengan prinsip keadilan dan pemerataan akses pendidikan. Dikarenakan peningkatan UKT yang tidak wajar tersebut.

Kronologi Demo

Pada tanggal 26 April 2024, ratusan mahasiswa Unsoed menggelar aksi unjuk rasa di depan rektorat. Mereka membawa spanduk dan poster dengan berbagai tuntutan, termasuk penolakan kenaikan UKT dan transparansi dalam pengelolaan keuangan universitas.

Aksi ini berlangsung secara kondusif dan diwarnai dialog antara mahasiswa dengan pihak rektorat. Namun, pada tanggal 29 April 2024, aksi demonstrasi kembali digelar dengan situasi yang lebih memanas.

Mahasiswa sempat melakukan tindakan anarkis dengan merusak fasilitas kampus. Hal ini dikarenakan kekecewaan mereka terhadap respons pihak rektorat yang dinilai tidak memuaskan.

Dampak dan Hasil Demo

Aksi demonstrasi mahasiswa Unsoed mendapat perhatian luas dari publik dan media sosial. Desakan mahasiswa untuk meninjau kembali kebijakan UKT mendapat simpati dari berbagai kalangan.

Viralnya di media sosial tersebut menuai pro dan kontra, sampai-sampai ada banyak yang salah paham dengan spanduk yang ditulis “ORANG MISKIN DILARANG KULIAH” dan diunggah di media sosial oleh mahasiswa Unsoed.

Setelah demo tersbut mahasiswa Unsoed dan camaba menjadi lega. Akibatnya, pada tanggal 30 April 2024, pihak rektorat Unsoed mengumumkan pembatalan kenaikan UKT untuk tahun 2024.

Meskipun UKT dibatalkan, isu akses pendidikan dan transparansi keuangan universitas masih menjadi sorotan utama. Mahasiswa Unsoed dan berbagai elemen masyarakat sipil terus menyuarakan tuntutan mereka untuk memastikan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua.

Kesimpulan

Demo Unsoed 2024 merupakan sebuah refleksi dari keresahan mahasiswa terhadap kebijakan UKT yang dinilai memberatkan dan mengancam akses pendidikan. Demo ini menjadi pengingat bagi pemerintah dan pihak universitas untuk selalu mengedepankan prinsip keadilan dan pemerataan dalam penyelenggaraan pendidikan.

Demo ini menunjukkan keresahan mahasiswa terhadap beban biaya pendidikan yang semakin tinggi. Isu ini juga menjadi sorotan nasional dan mendorong evaluasi sistem UKT di berbagai perguruan tinggi. Diperlukan solusi yang lebih adil dan transparan untuk memastikan akses pendidikan tinggi yang terjangkau bagi semua kalangan.

Catatan Penting!

Demo Unsoed 2024 merupakan salah satu contoh dari gerakan mahasiswa yang memperjuangkan hak mereka terhadap pendidikan. Isu akses pendidikan dan biaya pendidikan masih menjadi permasalahan krusial di Indonesia. Diperlukan solusi yang komprehensif dan berpihak pada rakyat untuk memastikan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua.

Penulis: Alya Selfi N