Dukung Penyelamatan Lingkungan, Rekayasa Sistem untuk Optimasi Manajemen Limbah Industri Migas

Unair
. (foto: dok. riau12)

SURABAYA – Industri migas merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Di balik kontribusinya yang besar, industri ini tak luput dari permasalahan limbah. Limbah industri migas, baik itu padat, cair, maupun gas, dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia.

Pada Januari 2023, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) melaporkan bahwa sejumlah warga Aceh Timur mengalami mual, muntah, pusing, hingga pingsan akibat pencemaran limbah udara. Limbah tersebut merupakan imbas dari banyaknya tambang perusahaan migas di sekitar lingkungan mereka.

Permasalahan tersebut hanya salah satu dari beberapa permasalahan lain yang timbul dari proses pertambangan migas. Oleh karena itu, perusahaan tambang migas harus mengembangkan sistem yang dapat mengoptimalkan manajemen limbah ini secara efektif guna mengurangi pencemaran dari proses pertembangan yang mereka lakukan.

Komponen dalam Rekayasa Sistem Optimasi Manajemen Limbah

Dalam proses penerapannya, rekayasa sistem ini memiliki komponen penting yang harus diperhatikan. Komponen pertama yang menjadi langkah awal dalam proses ini adalah mengidentifkasi jenis dan jumlah limbah yang dihasilkan. Hal ini kemudian memudahkan perusahaan dalam menentukan metode pengolahan yang tepat.

Baca juga:   Dari Benang ke Busana, Integrasi Teknologi Digital dalam Rantai Pasokan Tekstil

Komponen selanjutnya adalah pemilihan metode pengolahan limbah. Pada dasarnya, metode pengolahan limbah memiliki ragam yang berbeda-beda tergantung jenis limbah yang akan diproses. Contohnya, metode filtrasi untuk memisahkan padatan dari cairan dan insinerasi yaitu membakar limbah untuk menghasilkan energi atau mengurangi volumenya.

Setelah perusahaan berhasil melakukan pemilihan metode dan proses pengolahan yang tepat, tahap selanjutnya adalah pemanfaatan kembali limbah. Sebagian limbah industri migas dapat diolah kembali menjadi bahan baku atau produk lain. Contohnya, mengubah lumpur pengeboran menjadi batu bata atau material konstruksi.

Lantas, bagaimana industri migas ini dapat mengoptimalisasi manajamen limbahnya?

Penggunaan GIS dalam Pemantauan dan Monitoring Limbah

Pemantauan dan monitoring limbah sangat penting dalam mengelola limbah industri migas. Dengan menggunakan teknologi Geographic Information System (GIS), industri migas dapat lebih efektif dalam mengidentifikasi sumber pencemar dan titik pantau. GIS membantu dalam memantau dan mengawasi limbah yang dihasilkan oleh industri migas dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan.

Baca juga:   Darurat Kerusakan Ekosistem, Bagaimana Strategi Manajemen Risiko Lingkungan pada Industri Batu Bara?

Penggunaan Resin Penukar Kation dalam Pengolahan Limbah

Resin penukar kation juga dapat digunakan dalam pengolahan limbah industri migas. Resin ini dapat membantu dalam mengurangi kadar Total Dissolved Solid (TDS) yang terkandung dalam air limbah. Dengan menggunakan resin penukar kation, industri migas dapat lebih efektif dalam mengurangi limbahnya.

Penggunaan Sistem Pengolahan Limbah Biologis

Sistem pengolahan limbah biologis merupakan alternatif lain bagi perusahaan tambang migas dalam mengelola limbah industri mereka. Sistem ini menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan kimia yang terkandung dalam limbah. Hasil dari terurainya bahan kimia tersebut adalah limbah yang semakin aman untuk dibuang.

Dengan menerapkan strategi rekayasa sistem tersebut, tambang perusahaan migas tentu dapat mengurangi dampak dari limbah yang mereka hasilkan terhadap lingkungan. Serta, dengan adanya rekayasa sistem pengolahan limbah ini, perusahaan migas turut berpartisipasi dalam menciptakan industri global yang berkelanjutan.

Daftar Referesi:

Radioaktif, Pusat Teknologi Limbah, and Badan Tenaga Nuklir Nasional. “JURNAL TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH.” (2010).

Sylvia Benedicta Manullang
Mahasiswa FTMM Universitas Airlangga

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini